Aroma Pesisir/Coastal Scent

Aroma Pesisir/Coastal Scent
Audiovisual live performance set
12 min
2025
Nadran atau Sedekah Laut dilakukan selama satu hari dengan kegiatan yang dimulai di pagi hari melalui arak - arakan sesaji berupa patung - patung besar yang diringi dengan alunan musik keras dan tarian, pentas wayang kulit dan nyanyian kidung oleh dalang, pembacaan doa pada air - air yang ditampung di dalam ember dan larung atau pelarungan miniatur kapal dengan sesaji serta kepala kerbau ke lautan.
Arak - arakan ini berjalan dari dalam kampung nelayan hingga jalan raya dan pinggir sungai di mana perahu - perahu bersandar. Tua, muda, perempuan dan laki - laki semuanya tumpah ruah. Bernyanyi dan menari. Orang - orang juga banyak yang berdatangan untuk sekedar melihat di pinggir jalan utama.
Sementara arak - arakan terus berlangsung, pentas wayang dilakukan di siang hari di bagian dalam kampung pelataran desa samping sungai tempat perahu - perahu bersandar. Alunannya masih bersifat tradisional dengan nyanyian atau kidung - kidung berbahasa Cirebon.
Ember - ember berisi air yang ditaburi kembang tujuh rupa berjejer di depan pentas wayang menunggu untuk didoakan. Miniatur kapal yang sudah dihiasi oleh sesaji dan kepala kerbau kemudian dipersiapkan di dekat perahu siap untuk dilarungkan.
Tepat setelah jam tengah hari, perahu - perahu berhamburan keluar dari dermaga sungai menuju ke lautan. Turut serta juga perahu yang membawa miniatur perahu dan kepala kerbau. Ketika perahu yang membawa sesaji tiba di area setelah bibir pantai, kemudian ia berhenti bersiap untuk melakukan inti upacara.
Miniatur perahu beserta dengan sesajiannya dan kepala kerbau kemudian didoakan dan dilarungkan ke lautan. Setelahnya para kapten perahu memandikan kapalnya dari setiap sisinya dengan segera. Setelah pelarungan selesai semua perahu kembali ke dermaga untuk kembali dibasuh oleh air kembang tujuh rupa yang sebelumnya telah didoakan.
Dalam Arak - Arakan suara dari hasil rekaman video selama arak - arakan digubah hingga tercipta instrumen baru yang kemudian diolah menjadi komposisi musik. Metode penciptaan instrumen baru juga dilakukan pada Sepenggal Kidung Larung dengan menggunakan suara dari hasil rekaman video selama pentas wayang dengan tambahan suara mesin perahu ketika prosesi larung. Kedua komposisi suara tersebut kemudian disingkronisasikan dengan visualisasi abstrak dalam sebuah pertunjukan audiovisual yang berupaya untuk menghadirkan suasana pada saat prosesi ritual Nadran berlangsung di Desa Citemu, Cirebon, Jawa Barat.
Nadran or Sedekah Laut (Sea Offering) is carried out over the course of one day, beginning in the morning with a procession of offerings in the form of large statues accompanied by loud music and dances, shadow puppet performances, and the chanting of sacred songs by a puppeteer, prayers over water contained in buckets, and the ritual of casting miniature boats with offerings and a buffalo head into the sea.
The procession moves from within the fishing village to the main road and along the riverbank where boats are docked. Crowds of people---young and old, men and women---pour into the streets, singing and dancing. Many others also gather along the main road simply to watch.
Meanwhile, as the procession continues, wayang or a shadow puppet performance is held during the day in the village courtyard by the river where the boats are anchored. The atmosphere remains traditional, with songs and chants in the Cirebonese language.
Buckets of water sprinkled with seven types of flowers are lined up in front of the shadow puppet stage, waiting to be blessed. A miniature boat, decorated with offerings and a buffalo head, is then prepared near the riverboats, ready to be set afloat.
Just after midday, the boats rush out from the river harbor toward the open sea, including the boat carrying the miniature vessel and buffalo head. When the offering boat reaches an area beyond the shoreline, it stops to carry out the core ritual.
The miniature boat, along with its offerings and buffalo head, is then prayed over and released into the sea. Afterward, the captains immediately cleanse their boats from all sides with seawater. When the ritual casting is completed, all the boats return to the harbor to be washed again with flower water from the buckets that had been blessed earlier.
In the Arak-Arakan, sounds from video recordings taken during the procession were transformed into new instruments, which were then developed into a musical composition. The method of creating new instruments was also applied in Sepenggal Kidung Larung, using sounds from video recordings of the shadow puppet performance combined with the sound of boat engines during the larung ritual. Both sound compositions were then synchronized with abstract visualizations in an audiovisual performance that sought to recreate the atmosphere of the Nadran ritual in Citemu Village, Cirebon, West Java.